Sabtu, 11 Agustus 2012

KOPI

Saatnya kita mengulas tentang kopi indonesia. Tidak afdhol rasanya bila kita membuat blog dengan nama KAFE tanpa posting kopi dan sebuah budaya "CANGKRUK" maupun "ANGKRINGAN". Sejarah berawal di masa tanam paksa (1830—1870) era penjajahan Belanda. Pada masa itu Pemerintah kolonial belanda membuka sebuah lahan perkebunan dan mulai menanam biji kopi jenis arabika yang didatangkan langsung dari Yaman.
Pada permulaan abad 20, perkebunan kopi mulai diserang hama. Pemerintah kolonial Belanda kemudian menggantinya dengan kopi jenis Liberika dan Ekselsa. Namun masih saja terserang hama. Entah bagaimana sejarahnya jenis Liberika kemudian digantikan oleh Robusta. dari sekian banyak kopi yang ada di pasaran, jenis arabica dan robusta merupakan jenis varietas utama. Arabica dan Robusta adalah dua spesies kopi yang berbeda. Perbedaan umum terletak pada rasa, kondisi tanah / perkebunan, dan perbedaan ekonomis atau harga. Kopi Robusta tumbuh di daerah rendah sedangkan kopi Arabika tumbuh di daerah tinggi.Harga biji kopi Arabica lebih tinggi dibandingkan dengan harga biji kopi Robusta. Kopi tidak dapat dipisahkan dari budaya cangkruk dan angkringan di wilayah Jawa. Budaya "cangkruk" sangat akrab bagi masyarakat Surabaya dan sekitarnya (terutama Gresik). "Cangruk" adalah sebutan nongkrong yang 'njawa' bagi lidah masyarakat Surabaya dan sekitarnya. Sebutan bagi yang ingin nongkrong sekedar berbincang dan bercengkrama dengan sesama di suatu tempat. Biasanya istilah ini lebih sering dipakai untuk nongkrong di warung 'gresikan' sebuah istilah warung kopi dimana rata2 penjual kopi warung 'gersikan' adalah orang Gresik. Tradisi Cangkruk dan minum kopi di warung sudah membudaya di Gresik. Jadi, jangan heran bila anda jalan-jalan ke Gresik banyak menemukan warung kopi di pinggir jalan. Sedangkan 'Angkringan' merupakan warung / kios kecil yang banyak terdapat di daerah Yogyakarta dan sekitarnya. 'Angkringan' tidak hanya menjual kopi, bahkan yang terkenal dari 'Angkringan' adalah nasi kucing. Nasi bungkus seukuran kepalan tangan. Oleh karena bentuknya yang kecil cukup untuk makanan seekor kucing. Biasanya nasi bungkus ini dijual dengan harga Rp.1000,- (sangat murah kan?). Tidak heran bila Yogyakarta merupakan surga bagi mahasiswa.

Tidak ada komentar: